Jumat, 02 Desember 2016

Analisis Produk Pocari Sweat

Profil Singkat

Pocari Sweat merupakan minuman kesehatan yang diproduksi oleh perusahaan farmasi Otsuka (Filipina) Pharmaceutical Incorporated (OPPI). Pocari Sweat pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1980 dan sejak itu telah menjadi favorit bagi konsumen Jepang. Minuman kesehatan ini merupakan minuman isotonik yang dapat membantu menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang melalui keluarnya keringat. Hari ini, Pocari Sweat dinikmati oleh konsumen di 14 negara di seluruh dunia, termasuk Korea, Indonesia, Malaysia, Hong Kong, Cina, Thailand dan Uni Emirat Arab.
Pocari Sweat mulai masuk di pasar Indonesia pada tahun 1989 dan dikembangkan oleh PT. Amerta Indah Otsuka (AIO). Pada tahun 1991, pabrik Pocari Sweat didirikan di Lawang (Malang, Jawa Timur) untuk melayani kebutuhan pasar di Indonesia. Kemudian pada bulan Januari 2004, terjadi pemindahan pabrik ke Sukabumi, Jawa Barat hingga saat ini.

Pada awal masuknya ke Indonesia, Pocari Sweat mengalami masa sulit, kerugian selama lebih dari 10 tahun hingga pada tahun 2002, perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Hal ini disebabkan pada saat awal penetrasi di Indonesia, persepsi masyarakat masih kabur terhadap produk, yang saat itu Pocari Sweat merupakan pelopor dari produk minuman isotonik Indonesia. Saat ini pemain di pasar minuman isotonik di Indonesia tidak lagi hanya Pocari Sweat, banyak pemain yang juga telah masuk dan bersaing di pasar ini, seperti Mizone, Powerade, Vitazone, Fatigon Hydro, dll. Sejak awal terbentuknya di Indonesia hingga kini, pasar minuman isotonik telah mengalami perubahan seiring dengan ketatnya persaingan yang ada. Pada akhirnya, karya tulis ini akan membahas pengembangan produk Pocari Sweat di tengah persaingan yang ada, secara khusus dipandang dari konsep manajemen pemasaran.

Analisis Situasi

Current Position

Saat ini terdapat sejumlah pemain untuk kategori produk minuman isotonik. Berdasarkan data dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan/ BPOM, terdapat 83 produk minuman isotonik yang terdaftar di BPOM dengan sekitar 31 merekKemudian dari merek-merek tersebut dapat dipersempit kembali menjadi lima besar merek-merek top di pasar minuman isotonik Indonesia. 
Pengukuran terhadap kekuatan merek atau Top Brand Index (TBI) tersebut berdasarkan hasil survei dari Frontier Consulting Group. Pengukuran ini menggunakan tiga parameter, yaitu mind share, market share, dan commitment share. Mind share mengindikasikan kekuatan merek di dalam benak konsumen kategori produk bersangkutan. Market share menunjukkan kekuatan merek di dalam pasar tertentu dalam hal perilaku pembelian aktual dari konsumen. Commitment share menjelaskan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli merek terkait di masa mendatang.
Tabel 1.1 TOP BRAND INDEX 2008
(Kategori Minuman Isotonik)
Merek
TBI
Pocari Sweat
53.4 %
Mizone
38.7 %
Vita Zone
4.8 %
Powerade
0.6 %
Optima Sweat
0.5 %
Sumber: Produk Komplemen BPOM, http://www.pom.go.id/Berdasarkan hasil survei diatas, maka dapat dilihat bahwa saat ini di pasar minuman isotonik masih dipimpin oleh Pocari Sweat (53.4%) dengan pertumbuhan penjualan selama dalam tiga tahun terkahri (2006 hingga 2008) berhasil melampaui rata-rata industrinya yaitu sekitar 30 – 40 %. Dengan kondisi tersebut, Pocari Sweat saat ini berada di posisi market leader dengan marketshare sekitar 50%.

Market Summary

Secara umum, minuman isotonik termasuk dalam industri makanan dan minuman, dimana sejak tahun 2002 industri ini selalu tumbuh dengan dua digit selain itu, di kala krisis global industri ini pun tetap mengalami pertumbuhan (14,9%). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan industri makanan dan minuman berturut-turut: 13,5% (2004); 20,1% (2005); 31% (2006); 17,5% (2007); dan 14,9% (2008), dengan total nilai pasar sekitar Rp 500 T. 
Pasar minuman isotonik tergolong kategori baru dengan nilai pasar sekitar Rp 1,5 T, sehingga terdapat cukup banyak potensi yang dapat digarap di dalamnya. Kemudian, ditambah pula dengan potensi pasar Indonesia yang besar yaitu sekitar 239 juta penduduk. Oleh karena itu, secara keseluruhan pasar dari minuman isotonik dapat dikatakan menjanjikan.

Competition

Adapun pemetaan dari lima merek top di Indonesia dalam pasar minuman isotonik adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2
Pemetaan 5 Top Brand Minuman Isotonik
Merek
Produsen
Harga
Ukuran
Rasa
Kemasan
Channel Distribusi
Pocari Sweat
PT. Amerta Indah Otsuka
Rp 5.300,- (botol)
Rp 4.500,- (kaleng)
Rp 1.400,- (sachet)
550 ml (botol)
330 ml (kaleng)
15 gr (sachet)
Citrus
Botol, Kaleng & sachet
Modern & traditional channel
Mizone
Aqua Danone 
Rp. 2.500,-
500 ml
Orange Lime. Lecce lemon & Passion Fruit
Botol
Modern & traditional channel
Vitazone
Mayora Indah
Rp. 3.000,-
500 ml
Citrus dengan cool ice
Botol
Modern & traditional channel
Powerade
Coca Cola Indonesia
Rp 3.200,- 
330 ml
Jeruk Bali
Kaleng
Modern channel
Optima Sweat
PT. Nara Vini Eka Beverages
Rp. 3.375,-
330 ml
Guava
Kaleng
Modern channel
Berdasarkan tabel diatas, dapat dirumuskan persaingan di pasar minuman isotonik ditinjau dari konsep marketing mix (Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi). Minuman isotonik merupakan produk yang tergolong baru di dalam industri minuman kesehatan dimana Pocari Sweat sendiri merupakan pelopor dari minuman isotonik di Indonesia dan hingga kini masih sebagai pemimpin pasar. Akan tetapi meski begitu, penting bagi Pocari Sweat untuk tetap mengawasi pergerakkan para pesaing. Oleh karena dalam industri ini peluang masih terbuka lebar, dimana permintaan terus tumbuh. Pada kenyataannya, sampai sejauh ini dari sisi produk, para pemain minuman isotonik tidak menawarkan manfaat yang bervariasi, secara umum manfaat sebatas pengganti cairan tubuh yang hilang akibat aktivitas. Variasi yang ada sejauh ini bersifat incremental, misalnya penambahan vitamin, rasa, dan kemasan.
Selain itu, dari sisi harga, pesaing yang ada kebanyakan menyerbu pasar minuman isotonik dengan harga yang relatif lebih murah dibanding Pocari Sweat. Kompetisi di segmen menengah ke bawah ini, untuk saat ini belum dirambah sepenuhnya oleh Pocari Sweat. Hal tersebut terkait dengan keputusan strategis yang diambil oleh manajemen bahwa Pocari Sweat tidak bersaing dari segi harga namun dari segi nilai dan manfaat produk. Akan tetapi, dalam rangka untuk tetap mengimbangi minuman isotonik merek lain yang harganya lebih murah, Pocari Sweat ukuran botol telah diluncurkan ke pasar dan diperkirakan produksinya akan bertambah.
Dari sisi promosi, Pocari Sweat menetapkan strategi komunikasi pemasaran yang bersifat edukatif, mengandalkan transfer product knowledgepada konsumen. Hal inilah yang masih memegang kunci dalam komunikasi pemasaran dari Pocari Sweat, yang juga memiliki keunggulan dibanding para pesaing karena kegiatan ini telah lebih dulu dilakukan Pocari Sweat dengan posisinya sebagai pelopor.
Sementara itu, media iklan-lah yang menjadi semacam medan pertempuran dari pemain minuman isotonik di Indonesia. Hal ini terkait dengan strategi untuk meningkatkan brand awareness dari konsumen terhadap merek lain selain Pocari Sweat. Secara kasat mata melalui media iklan ini, dapat dilihat bahwa dalam persaingan minuman isotonik terdapat perbedaan segmen masyarakat yang dituju oleh para pemain. Pocari Sweat lebih banyak memposisikan diri sebagai minuman olahraga dan minuman kesehatan untuk keluarga. Sedangkan, kebanyakan pesaing memposisikan diri sebagai minuman pemulih energi untuk kalangan muda yang sedang studi dan bekerja, disini jarang ditampilkan minuman isotonik sebagai minuman untuk keluarga.
Dari sisi distribusi, hampir semua pemain di pasar minuman isotonik menggunakan channel distribution modern dan tradisional. Dalam hal ini, terlihat kesamaan cara pandang untuk membentuk persepsi konsumen bahwa minuman isotonik sebagai minuman konsumsi sehari-hari dan bukan minuman yang bersifat ocassional. Di tengah persaingan yang kompetitif inilah, Pocari Sweat yang telah membangun jalur distribusi sejak tahun 1990-an harus menghadapi para pesaing yang memanfaatkan jalur distribusi mereka dari produk lain (diluar minuman isotonik) yang telah ada (mis: Aqua-Danone dengan Mizone, Mayora dengan Vitazone, dll)

Marketing Strategy

Target Market

Target pasar yang dituju oleh Pocari Sweat terbagi dalam dua segmen inti yaitu:
· Kalangan usia 18-35 tahun dengan aktivitas yang dinamis dan memiliki kepedulian akan kesehatan dan penampilan. Ini terlihat dari komunikasi pemasaran yang menampilkan talent yang masih berusia muda dan berprestasi di bidang olahraga dan entertainment.
· Keluarga, khususnya membidik keluarga dari pasangan muda yang cenderung terbuka dengan berbagai produk kesehatan di luar herbal. Ini terlihat dari kemasan produk family ukuran 1L dan 2L. Dalam komunikasi pemasarannya, pasar dididik untuk menyadari bahwa dalam aktivitas sehari-hari mengkonsumsi air putih saja tidaklah cukup.

Positioning

Positioning dari Pocari Sweat sejauh ini adalah minuman pengganti cairan tubuh dan mineral yang hilang selama beraktivitas. Hal ini cenderung memiliki kesamaan dengan manfaat yang ditawarkan oleh merek lainnya. Akan tetapi, secara lebih spesifik positioning dari Pocari Sweat dapat dijumpai dalam taglineberikut ini:
· “Minuman isotonik guna menggantikan cairan tubuh yang hilang setiap harinya”. Penggalan kalimat yang hilang setiap harinya member penegasan bahwa Pocari Sweat penting untuk diminum setiap hari meski tidak disertai dengan aktivitas yang berat.
· Minuman isotonik yang sesuai untuk kegiatan-kegiatan olahraga, terlihat dari penggunaan talent olahragawan di media iklan dan keikutsertaan dalam kompetisi-kompetisi olahraga.

Kamis, 01 Desember 2016

KOMUNIKASI BISNIS

Pentingnya komunikasi bisnis untuk seorang akuntan

Didalam dunia bisnis dibutuhkan komunikasi yang lancar antara stakeholders untuk menghasilkan sinergi yang bagus dalam lingkungan kerja. ilmu komunikasi bisnis merupakan pelajaran yang wajib dipelajari oleh pelaku usaha termasuk akuntan. karena akuntansi meliputi informasi keuangan perusahaan, maka komunikasi yang bagus dibutuhkan untuk memberikan informasi seakuratnya dan sesuai dengan konteks.

Pelajaran komunikasi bisnis adalah ilmu pengetahuan tata cara etika dan pemahaman komunikasi effektif yang wajib didunia bisnis dan kerja. komunikasi yang effektif terjadi bila pendengar memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara dan memberikan umpan balik yang koheren sehingga pesan yang disampaikan sesuai kemauan pembicara. contoh: manajer keuangan bersikap profesional dan mempresentasikan hasil laporan keuangan perusahaan dengan pemahaman yang mudah dimengerti oleh dewan direksi.

Karena posisi akuntan sebagai penanggung jawab keadaan fiskal perusahaan, maka akuntan harus mampu berkomunikasi dengan lancar kepada seluruh stakeholders yang ada. disini kita ditekan untuk memberikan jawaban dengan you attitude yang artinya pesan yang disampaikan berorientasi kepada pendengar dan tidak memberikan viewpoint menurut pandangan pribadi yang dipaksakan. contoh: laporan keuangan dijelaskan dengan pengertian orang awam supaya tidak menimbulkan kesulitan dalam pengertian.

Perilaku merupakan sesuatu yang wajib diperhatikan dan dibina untuk menunjukan profesionalisme seorang karyawan. berpakaian secara rapi dan bersikap secara tertib merupakan norma yang ada di setiap karyawan profesional. sikap tenang dalam menghadapi masalah atau keadaan mendesak memberikan nilai bonus bagi seorang karyawan. tata berbicara yang tegas, sopan dan sederhana memberikan kharisma yang diinginkan oleh setiap perusahaan. contoh: seorang akuntan internal tetap tenang walaupun menghadapi perkerjaan mendadak

Kamis, 10 November 2016

Struktur Organisasi dan Tugas bagian Pemberitaan Media Massa

                                         Strutur Organisasi bagian Pemberitaan Media Massa
1. Pemimpin Umum
Bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya penerbitan pers, baik ke dalam maupun ke luar. Dapat melimpahkan pertanggungjawabannya terhadap hukum kepada Pemimpin Redaksi sepanjang menyangkut isi penerbitan (redaksional) dan kepada Pemimpin Perusahaan  sepanjang menyangkut pengusahaan penerbitan.
2. Pemimpin Redaksi
Pemimpin Redaksi (Pemred, Editor in Chief) bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang dipimpinnya. Di surat kabar mana pun, Pemimpin Redaksi menetapkan kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak sebagai jenderal atau komandan.
Pemimpin Redaksi juga bertanggung jawab atas penulisan dan isi Tajuk Rencana (Editorial) yang merupakan opini redaksi (Desk Opinion). Jika Pemred berhalangan menulisnya, lazim pula tajuk dibuat oleh Redaktur Pelaksana, salah seorang anggota Dewan Redaksi, salah seorang Redaktur, bahkan seorang Reporter atau siapa pun — dengan seizin dan sepengetahuan Pemimpin Redaksi— yang mampu menulisnya dengan menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual.
Berikut ini tugas Pemimpin Redaksi secara lebih terinci:
Bertanggungjawab terhadap isi redaksi penerbitan
Bertanggungjawab terhadap kualitas produk penerbitan
Memimpin rapat redaksi
Memberikan arahan kepada semua tim redaksi tentang berita yang akan dimuat pada setiap edisi.
Menentukan layak tidaknya suatu berita, foto, dan desain untuk sebuah penerbitan
Mengadakan koordinasi dengan bagian lain seperti Pemimpin Perusahaan  untuk mensinergikan jalannya roda perusahaan
Menjalin lobi-lobi dengan nara sumber penting di pemerintahan, dunia usaha, dan berbagai instansi
Bertanggung jawab terhadap pihak lain, yang karena merasa dirugikan atas pemberitaan yang telah dimuat, sehingga pihak lain melakukan somasi, tuntutan hukum, atau menggugat ke pengadilan. Sesuai aturan, tanggung jawab oleh Pemimpin Redaksi bila dilimpahkan kepada pihak lain yang dianggap melakukan kesalahan tersebut.
3. Sekretaris Redaksi
Seorang Sekretaris Redaksi memiliki tugas sebagai berikut:
Menata dan mengatur undangan dari instansi, perusahaan, atau lembaga yang berkaitan dengan pemberitaan
Menghubungi sumber berita atau instansi untuk pendaftaran, konfirmasi, atau pembatalan undangan, wawancara, dan kunjungan kerja
Menyimpan salinan kartu pers dan foto untuk mensuport kebutuhan kerja para wartawan dalam  meliput satu acara yang mengharuskan membuat tanda pengenal seperti menyiapkan
Menyediakan peralatan kerja redaksi seperti tape, batu baterei, kaset, alat tulis, dan note book
Menata keperluan keuangan redaksi: uang perjalanan, uang saku, uang rapat.
Mengatur jadwal rapat redaksi: rapat perencanaan, rapat cheking, rapat final.
4. Redaktur Pelaksana
Di bawah Pemred biasanya ada Redaktur Pelaksana (Redaktur Eksekutif, Managing Editor). Tanggung jawabnya hampir sama dengan Pemred, namun lebih bersifat teknis. Dialah yang memimpin langsung aktivitas peliputan dan pembuatan berita oleh para reporter dan editor.
Adapun rincian tugas Redaktur Pelaksana adalah sebagai berikut:
Bertanggung jawab terhadap mekanisme kerja redaksi sehari-hari
Memimpin rapat perencanaan, rapat cecking, dan rapat terakhir sidang redaksi
Membuat perencanaan isi untuk setiap penerbitan
Bertanggung jawab terhadap isi redaksi penerbitan dan foto
Mengkoordinasi kerja para redaktur atau penanggungjawab rubrik/desk
Mengkoordinasikan alur perjalanan naskah dari para redaktur ke bagian setting atau lay out.
Mengkoordinator alur perjalanan naskah dari bagian setting atau lay out ke percetakan
Mewakili Pemred dalam berbagai acara baik ditugaskan atau acara mendadak
Mengembangkan, membina, menjalin lobi dengan sumber-sumber berita
Mengedit naskah, data, judul, foto para redaktur
Mengarahkan dan mensuvervisi kerja para redaktur dan reporter
Memberikan penilaian secara kualitatif dan kuantitatif kepada redaktur secara periodik.
5. Redaktur
Redaktur (editor) sebuah penerbitan pers biasanya lebih dari satu. Tugas utamanya adalah melakukan editing atau penyuntingan, yakni aktivitas penyeleksian dan perbaikan naskah yang akan dimuat atau disiarkan. Di internal redaksi, mereka disebut Redaktur Desk (Desk Editor), Redaktur Bidang, atau Redaktur Halaman karena bertanggung jawab penuh atas isi rubrik tertentu dan editingnya. Seorang redaktur biasanya menangani satu rubrik, misalnya rubrik ekonomi, luar negeri, olahraga, dsb. Karena itu ia dikenal pula dengan sebutan “Jabrik” atau Penanggung Jawab Rubrik.
Berikut ini tugas seorang redaktur secara lebih terinci:
Mengusulkan dan menulis suatu berita dan foto yang akan dimuat untuk edisi mendatang
Berkoordinasi dengan fotografer dan riset foto dalam pengadaan foto untuk  setiap penerbitan
Membuat lembar penugasan atau Term Of Reference (TOR) kepada para reporter dan fotografer
Mengarahkan dan membina reporter dalam mencari berita dan mengejar sumber berita
Memberikan penilaian kepada reporter baik penilaian kualitatif maupun kuantitatif.
Memberikan laporan perkembangan kepada atasannya yaitu Redaktur Pelaksana
6. Koordinator Liputan
Koordinator Liputan memiliki tugas sebagai berikut:
Memantau dan mengagendakan jadwal berbagai acara: seminar, press conference, acara DPR dll
Membuat mekanisme kerja komunikasi antara redaktur dan reporter
Memberikan lembar penugasan kepada reporter/wartawan dan fotografer
Mengadministrasikan tugas-tugas yang diberikan kepada setiap reporter
Memantau tugas-tugas harian para wartawan/reporter
Melakukan komunikasi setiap saat  kepada para redaktur, reporter/wartawan, dan fotografer
Memberikan penilaian kepada reporter/wartawan secara kuantitas maupun kualitas
7.  Reporter
Di bawah para editor adalah para reporter. Mereka merupakan “prajurit” di bagian redaksi. Mencari berita lalu membuat atau menyusunnya, merupakan tugas pokoknya.
Ini adalah jabatan terendah pada bagian redaksi. Tugasnya adalah melakukan reportase (wawancara dan sebagainya ke lapangan). Karena itu, merekalah yang biasanya terjun langsung ke lapangan, menemui nara sumber, dan sebagainya.
Tugas seorang reporter secara lebih terinci adalah sebagai berikut:
Mencari dan mewawancarai  sumber berita yang ditugaskan redaktur atau atasan
Menulis hasil wawancara, investasi, laporan kepada redaktur atau atasannya
Memberikan usulan berita kepada redaktur atau atasannya terhadap suatu informasi yang dianggap penting untuk diterbitkan
Membina dan menjalin lobi dengan sumber-sumber penting di berbagai instansi
Menghadiri acara press conferensi yang ditunjuk redaktur, atasannya, atau atas inisiatif sendiri.
8. Redaktur Bahasa / Korektor Naskah
Seorang Redaktur Bahasa / Korektor Naskah memiliki tugas sebagai berikut:
Memeriksa,mengedit, dan menyempurnakan naskah sesuai dengan penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Menyesuaikan naskah yang sudah diedit dalam bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jurnalistik
Mengubah pengulangan kata-kata  yang sama dalam satu tulisan, sehingga kalimat dalam naskah menjadi bervariasi.
Mengedit penggunaan logika bahasa, alur naskah
Menyeragamkan style penulisan masing-masing redaktur, sehingga gaya penulisan seluruh naskah menjadi  sama
Memeriksa naskah kata per  kata, penggunaan titik, koma, tanda seru,  titik dua.
Mengedit penggunaan kata yang berasal dari bahasa asing,  bahasa daerah, bahasa slank sehingga mudah dimengerti pembaca.
9. Fotografer
Fotografer (wartawan foto atau juru potret) tugasnya mengambil gambar peristiwa atau objek tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi tulisan berita yang dibuat wartawan tulis. Ia merupakan mitra kerja yang setaraf dengan wartawan tulisa (reporter).
Jika tugas wartawan tulis menghasilkan karya jurnalistik berupa tulisan berita, opini, atau feature, maka fotografer menghasilkan Foto Jurnalistik (Journalistic Photography, Photographic Communications). Fotografer menyampaikan informasi atau pesan melalui gambar yang ia potret. Fungsi foto jurnalistik antara lain menginformasikan (to inform), meyakinkan (to persuade), dan menghibur (to entertain).
Adapun tugas seorang fotografer secara lebih terinci adalah sebagai berikut:
Menjalankan tugas pemotretan yang diberikan redaktur atau atasannya
Melakukan pemotretan sumber berita, suasana acara, aktivitas suatu objek, lokasi kejadian, gedung, dan benda-benda lain
Mengusulkan konsep desain untuk cover majalah
Menyediakan foto-foto untuk mendukung naskah, artikel, dan berita
Mengarsip foto-foto, filem negatif, atau compact disk bagi kamera digital
Melaporkan setiap kegiatan pemotretan kepada atasan
Mempertanggungjawabkan setiap penggunaan filem negatif, baterai, atau compact disk  yang telah digunakan kepada perusahaan
10. Koresponden
Selain reporter, media massa biasanya juga memiliki Koresponden (correspondent) atau wartawan daerah, yaitu wartawan yang ditempatkan di negara lain atau di kota lain (daerah), di luar wilayah di mana media massanya berpusat.
11. Kontributor
Kontributur atau penyumbang naskah/tulisan secara struktural tidak tercantum dalam struktur organisasi redaksi. Ia terlibat di bagian redaksi secara fungsional. Termasuk kontributor adalah para penulis artikel, kolomnis, dan karikaturis. Para sastrawan juga menjadi kontributor ketika mereka mengirimkan karya sastranya (puisi, cerpen, esai) ke sebuah media massa.
Wartawan Lepas (Freelance Journalist) juga termasuk kontributor. Wartawan Lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada media massa tertentu, sehingga bebas mengirimkan berita untuk dimuat di media mana saja, dan menerima honorarium atas tulisannya yang dimuat.
Termasuk kontributor adalah Wartawan Pembantu (Stringer). Ia bekerja untuk sebuah perusahaan pers, namun tidak menjadi karyawan tetap perusahaan tersebut. Ia menerima honorarium atas tulisan yang dikirim atau dimuat.
12.  Riset, Pustaka,  dan Dokumentasi
Bagian Riset, Pustaka, dan Dokumentasi memiliki tugas sebagai berikut:
Mencari data-data, artikel, tulisan yang dibutuhkan untuk sebuah penulisan oleh reporter, redaktur, redaktur pelaksana, dan Pemimpin Perusahaan.
Mencari dan menata buku-buku yang berkaitan dengan tugas dan kerja para wartawan
Menata majalah, surat kabar, dan tabloid setiap hari dan menyimpannya dengan baik sesuai aturan
Melakukan kerja sama dengan bagian riset dan dokumentasi perusahaan lainnya seperti barter majalah, koran, tabloid, dan buku.
Mengusulkan suatu berita kepada redaksi bila dalam melaksanaan tugas menemukan data-data atau informasi penting
13. Artistik
Bagian Artistik memiliki tugas sebagai berikut:
Merancang cover atau kulit muka
Membuat dummy atau nomor contoh sebelum produk di cetak dan dijual ke pasa
Mendesain dan melay out setiap halaman dengan naskah, foto, dan angka-angka
Mengatur peruntukan halaman untuk naskah
Menulis judul berita,anak judul,  caption foto, nama penulis pada setiap naskah
Menulis nomor halaman, nama rubrik/desk, nomor volume terbit, hari terbit, dan tanggal terbit pada setiap edisi
14. Pracetak
Bagian Pracetak memiliki tugas sebagai berikut:
Membawa naskah yang sudah disetujui pemimpin redaksi ke percetakan untuk dicetak
Mengawasi proses pencetakan di percetakan
Menerima kondisi produk dalam keadaan baik dari percetakan
Bersama dengan bagian distribusi, segera mengedarkan produk tersebut ke pasar
15. Pemimpin Perusahaan
Pemimpin Perusahaan  berada dibawah Pemimpin Umum, sejajar dengan Pemimpiin Redaksi. Kalau Pemimpin Redaksi hanya berurusan dengan masalah keredaksian, maka Pemimpin Usaha khusus berurusan dengan masalah komersial.
Pemimpin  Perusahaan bertugas menyebarluaskan media massa, yakni melakukan pemasaran (marketing) atau penjualan (selling) media massa. Pemimpin Usaha ini membawahi Manajer Keuangan, Manajer Pemasaran, Manajer Sirkulasi / Distribusi, dan Manajer HRD (Human Resource Development).